Wednesday, 24 June 2015

Indonesia

Borobudur Temple via nationalgeographic.com

Indonesia, penduduk bumi yang paling ramah, saling gotong-royong, membantu sesama, sopan dan murah senyum. Jika boleh digambarkan, orang Indonesia itu seperti tokoh protagonist dalam novel atau film yang cukup menegangkan. Indonesia itu surga, dengan 17 ribu pulau, garis pantai mencapai 99.093 kilometer dan berada di Cincin Api Pasifik, Indonesia punya banyak destinasi wisata alam berupa gunung dan pantai yang bahkan tidak akan habis dikunjungi satu per satu meski dengan traveling seumur hidup. tidak hanya di permukaan, wisata bawah laut Indonesia pun tidak kalah menarik karena Indonesia punya destinasi menyelam yang menjadi salah satu yang terbaik di dunia.

Raja Ampat via ghozi25.wordpress.com

Bukan rahasia lagi kalau Indonesia itu salah satu negeri yang memiliki keanekaragaman budaya paling kaya di dunia dengan lebih dari 750 suku dan 500 bahasa dan dialek daerah. Kesenian dan budaya Indonesia sudah diakui di mata internasional, bahkan gamelan diajarkan di sekolah-sekolah di luar negeri. Di Indonesia, akan sering dijumpai orang yang menyapa atau tersenyum pada orang lain saat berpapasan di jalan. Ini karena kebiasaan orang Indonesia yang komunal membuat mereka lebih terbuka, bahkan cenderung ingin tahu, pada orang asing.

Tarian khas nusantara via www.narwastu.org

Namun, masih ada beberapa tukang kritik yang tidak mengetahui tata bahasa yang baik, tidak mengetahui tujuannya dalam mengkritik, bahkan tidak mengetahui alasannya. Lebih jelasnya, konteks "mengkritik" tidak cocok lagi untuk beberapa orang di Indonesia, melainkan lebih ke "menghakimi". Masih ada beberapa taksonomi, pengelompokan, mengkategorikan dan sebagainya dalam lingkungan bersosial, masih ada pula beberapa kelompok yang menutupi diri, enggan menerima, menolak pendapat lain, bahkan menghujat hal yang dianggapnya berbeda dan sama sekali bukan pendapatnya. Sudah menjadi sifat alami manusia untuk takut dengan hal yang tidak diketahui nya, tetapi bukan berarti harus menolak hal itu.

 
The riot exposed deep fault lines between Christians and Muslims in Indonesia.
Angkotasan/Getty Images


Sama sekali tidak ada yang salah dengan perbedaan pendapat. Setiap perbedaan pendapat patutlah disyukuri sebagai tanda kepedulian orang lain. Namun demikian, dengan mempertimbangkan hak manusia yang memiliki kebebasan dalam menggunakan pikirannya, bisa saja suatu hal ditanggapi secara berbeda atau bahkan bertolak-belakang. Apalagi jika topik pembahasannya masih berada di daerah abu-abu (gray area) ataupun mendua (ambigu). Hal inilah yang menjadi penyebab terjadinya perbedaan pendapat.

A student protester throws a rock at riot police during a protest against the government's plan to raise fuel prices in Jakarta, Indonesia, on March 27, 2012. Police fired tear gas and water canons to disperse thousands of rock-throwing Indonesians protesting plans to push up fuel prices by more than 30 percent. (AP Photo) http://ajw.asahi.com




Walau ada kaidah yang mengatakan it’s not what you say, but the way you say it (bukan yang dikatakan, melainkan cara mengatakannya), tidaklah bisa dipaksakan semua orang bertutur dan bersikap sesuai keinginan. Oleh sebab itu, perlu juga menerapkan di sini prinsip it’s not the messenger but the message, don’t shot the messenger. Jangan persoalkan orangnya, melainkan pesan yang dibawakannya. Jangan menyerang pribadi (argumentum ad hominem), melainkan argumen yang disampaikannya. Banyak hal yang dapat membuat seseorang berbeda pendapat dengan orang lain. Jika tujuannya adalah demi kebaikan bersama dalam suasana kesetaraan (egaliter), maka tidak ada yang berhak menghakimi siapa yang benar atau siapa yang salah. Dengan demikian, diperlukan keterbukaan semua pihak untuk menerima keberadaan pemahaman pihak lain yang tidak sejalan dengan pemahamannya. Di sinilah berlaku prinsip sepakat untuk tidak sepakat. seperti yang dikatakan Voltaire, "I disapprove of what you say, but I will defend to the death your right to say it". "Akan saya bela sampai mati hak anda untuk menyatakan pendapat walau saya tidak sepakat dengan pendapat anda itu".


Dengan mempertimbangkan hal-hal di atas. Adanya perbedaan pendapatlah maka bisa memandang suatu permasalahan melalui perspektif lain yang mungkin saja selama ini luput dari pertimbangan. Dengan demikian, pemahaman akan suatu hal menjadi lebih komprehensif, utuh, dan menyeluruh. Bukankah ini sangat bermanfaat bagi kemajuan dan kedewasaan bangsa Indonesia? Masih ingatkah moto dan semboyan Indonesia? "Bhinneka tunggal ika". Berbeda-beda tetapi tetap satu.

https://titiahdewimasitoh.files.wordpress.com/2010/11/multikulturalisme1.jpg



No comments:

Post a Comment